Bibit, bebet serta berat adalah frasa yang seringkali dipakai orang Jawa untuk tentukan jodoh. Dengan memperhitungkan tiga persyaratan barusan, satu pilihan jodoh diinginkan dapat memberikan kehidupan pernikahan yang bahagia serta sejahtera.

Tetapi kita tidak bicara masalah jodoh dalam pernikahan. Yang akan kita ulas ialah jodoh untuk juara dunia MotoGP. Dimana hubungan?.

Bibit, bebet serta berat sebenarnya punyai arti memperhitungkan dengan cara detil kualitas berdasar asal mula, kemampuan serta keunggulan pribadi seorang. Pendekatan itu yang akan dipakai untuk mengukur profile rider MotoGP yang berkesempatan 'berjodoh' dengan titel juara dunia.

Seperti olahraga motorsport biasanya, beberapa unsur seperti keunggulan mesin, aerodinamika, kemampuan sampai fisik rider jadi modal yang sama-sama berakumulasi untuk membuahkan keunggulan.

Team dengan suport tehnis serta sponsor yang kuat seperti bibit (turunan) serta bebet (ekonomi) yang baik. Dalam soal ini team pabrikasi bermodal kuat punyai keunggulan.

Tetapi ketidakberhasilan Valentino Rossi serta Jorge Lorenzo musim kemarin dalam memberi kemenangan sekalinya ada di team yang kuat, menyaratkan ada satu hal yang belum komplet, yaitu berat.

Berat dimaknai untuk tinggi rendahnya kualitas individu. Di masa MotoGP kekinian rupanya kemampuan saja bukan salah satu modal individu. Ada hal-hal lain yang memengaruhi kualitas rider.

Motor MotoGP berevolusi dengan tenaga yang makin besar sedang dimensi motor makin kecil. Ini memerlukan profile fisik rider yang spesial. Hingga berat alias berat tubuh dalam makna sebenarnya turut tentukan kualitas rider.

Makin berat berat badan rider akan meningkatkan beban roda belakang, memengaruhi performa pengereman serta kurangi akselerasi motor.

Makin tinggi bentuk rider akan mempersulit tempat badan dalam kuasai motor serta meningkatkan penyimpanan yang memengaruhi aerodinamika. Serta rider berperawakan tinggi condong memiliki bobot semakin berat juga.

Berat minimum motor MotoGP sesuai dengan peraturan FIM ialah 157 kg. Berat itu belum termasuk juga berat rider serta bahan bakar. Mesin ialah elemen paling berat motor dengan berat 40 kg. Pada kondisi balapan, pembagian berat motor berbanding rider yang biasa sekitar di antara 70:30.

Strategi Menang Jackpot Main Mesin Slot Terpercaya

Loris Baz salah satu korban missprofiling MotoGP. Pada 2015 Aspar Ducati sangat terpaksa menggagalkan kontraknya sebab cemas posturnya yang bertinggi 192 cm mempersulitnya menyesuaikan dengan motor MotoGP.

Berkaitan kejadian itu, pada 2018 produsen oli MotoGP, Motul lakukan analisa untuk memperoleh profile rider yang sangat cocok untuk MotoGP. Analisa dilaksanakan dengan kumpulkan statistik rider yang memenangkan MotoGP semasa tahun-tahun ini. Analisa dilaksanakan dengan memakai tanda tinggi tubuh, berat tubuh serta umur.

Hasil analisa mengaitkan rider yang berperawakan semakin pendek serta memiliki bobot semakin mudah semakin mendapatkan keuntungan dalam perebutan motor. Tetapi bila begitu pendek serta mudah condong seringkali alami kecelakaan.

Sedang rider yang semakin tinggi dengan berat tubuh semakin besar condong berefek alami keausan ban belakang bertambah cepat. Bentuk badan paling bagus menurut analisa ialah tinggi tubuh 170 cm serta berat tubuh 64,44 kg.

Sedang dari unsur umur, analisa mengaitkan rider dengan umur 21 tahun enam bulan bagus jadi juara. Umur seringkali dihubungkan dengan perform rider. Melihat saja bagaimana Rossi dengan demikian gampang mendapatkan juara dunia dengan cara berturut-turut saat berumur 20-an, tetapi tidak pernah menang lagi semenjak umurnya mencapai 38.

Atas perform itu, mantap rider MotoGP Loris Capirossi sempat memberi komentar. "Ia (Rossi) kurang cepat, Rossi dapat menanganinya tetapi ia kehilangan keberanian untuk ambil efek seperti waktu mudanya dahulu," kata Capirossi pada Tuttomotoriweb.

Merujuk pada perform Rossi serta penilaian Capirossi, dengan cara ilmiah yang dapat menerangkan jalinan di antara perform rider serta umur ialah hormon. Hormon ialah kunci penggerak badan serta pemikiran manusia. Hormon memengaruhi seorang pada step yang lain.

Hormon akan berfluktuasi bersamaan dengan bertambahnya umur.

Menurut Dr. Nugroho Setiawan pada umur di atas 40 tahun pria condong kekurangan hormon testosteron. Pengurangan hormon telah diawali semenjak umur 30an dimana rerata berlangsung 2-3% pengurangan per tahun. Salah satunya karena kekurangan testosteron ialah menyusutnya kekuatan gerak.

Kecuali testosteron, hormon adrenalin punya pengaruh pada performa seorang rider. Adrenalin dengan alamiah dilepaskan badan untuk reaksi waktu seorang ada pada kondisi tegang.

Adrenalin menyebabkan kecepatan kerja otak, tingkatkan energi, dan tingkatkan tanggapan indera pandangan serta pendengaran. Waktu ada dalam adrenaline rush rider condong berani membuat ketetapan berefek. Produksi adrenalin ikut turun bersamaan pertambahan umur.

Bila lihat sepuluh musim ke belakang, analisa di atas tidak meleset. Jorge Lorenzo yang memenangkan musim 2010,2012 serta 2015 memiliki tinggi tubuh 171 cm serta berat 64 kg. Lorenzo berumur 23 tahun waktu juara pertama di kelas primer.

Lalu Casey Stoner yang menjadi juara dunia 2011, bertinggi tubuh 171 cm dengan berat tubuh 58 kg. Pertama kalinya juara musim 2007, Stoner berumur 22 tahun.

Yang paling akhir Marc Marquez si pemegang enam titel juara dunia untuk musim 2013,2014, 2016,2017,2018 serta 2019. Spaniard punyai tinggi tubuh 169 cm serta berat tubuh 59 kg. Marquez masih berumur 20 tahun waktu menjadi juara dunia 2013.

Bila lihat peserta MotoGP musim ini, kecuali Marquez ada banyak rider yang dekati 'bobot' bagus. Mereka ialah Brad Binder (tinggi 170 cm, berat 63 kg, umur 24 tahun), Maverick Vinales (tinggi 171 cm, berat 64 kg, umur 25 tahun) serta Miguel Oliveira (tinggi 170 cm, berat 64 kg, umur 25 tahun).

Mereka perlu ada di team yang pas serta waktu yang cocok untuk menyempurnakan modal individu mereka. Sebab kemampuan dapat dinaikkan bersamaan pertambahan pengalaman tetapi bentuk fisik susah ditambah atau dikurangi. (sdp)