Monaco Grand Prix, 3 Juni 1984, hujan mengguyur Sirkuit jalan raya itu semenjak pagi. Mengakibatkan Balapan Formula 1 yang diadakan hari itu jadi benar-benar melawan karena permukaan jalan yang licin serta pandangan driver yang terbatas.

Alain Prost dengan mobil McLaren TAG dengan nomor 7 tengah pimpin lomba. Dia mujur, Nigel Mansell; Rookie dari Inggris dengan Lotus Renault yang sebelumnya pimpin dimukanya menabrak dinding pemisah pada Lap 15.

Prost berusaha meredam serangan Ferrari yang dikendarai Rene Arnoux di belakangnya. Sekalian kadang-kadang melihat rearview mirror, Prost berusaha mengatur McLaren nya melalui Grand Hotel hairpin di Turn 6. Timmate Prost;

Niki Lauda menyerobot ke tempat 3 serta selekasnya mengejar Arnoux. Tetapi sayang sebab permasalahan pada rem dia alami rewrite di lap 23 serta tidak bisa melanjutkan lomba. McLaren punya Prost alami persoalan rem yang sama sampai dia berupaya memberikan sinyal pada racing steward untuk hentikan lomba.

Pada Lap ke 29 satu Toleman-Hart sukses melalui Ferrari punya Arnoux serta secara cepat dekati Prost. Mobil putih dengan nomor 19 itu mengawali balapan dari tempat ke-3 belas, serta balapan ini adalah balapan F1 di jalan raya pertama buat Driver nya.

Prost sedikit tidak meyakini matanya mengingat mobil Toleman yang biasanya tidak bersaing serta saat ini telah melekat ketat dibelakangnya. Toleman itu singkirkan ganda Ferrari di belakangnya serta memperlihatkan kemampuan mengemudi tinggi pada keadaan basah.

Pada lap 29, Prost mengangkat tangan ke steward untuk memperlihatkan jika dia berasa lomba harus disetop. Hampir dalam 1/2 lomba dia alami kesusahan sebab rem karbon McLarennya tidak membuahkan panas yang cukup pada keadaan itu. Mengakibatkan rem terkunci. Ini yang dirasakan Lauda. Prost yang melamban mengangkat tangan lagi pada lap 31 saat dia melalui garis start / finis.

Steward mengibarkan Bendera merah untuk hentikan perlombaan di akhir Lap ke-32. Toleman itu melalui McLaren punya Prost sebelum garis finis. Tetapi sesuai dengan peraturan; tempat yang dihitung ialah tempat dari lap paling akhir yang dituntaskan oleh tiap rider, yakni lap 31, dimana Prost masih pimpin.

Senna di Detroit Grand Prix 1984|artphotolimited.com Prost terhenyak saat ketahui jika itu ialah Toleman dengan nomor 19 yang dikendarai oleh seorang Rookie berusia 24 tahun asal Brazil. Ini adalah tahun pertama kalinya balapan di Formula 1.

Rider itu namanya Ayrton Senna. Waktu naiki tribune untuk terima Trofi, Prost menyaksikannya, naiki tribune yang sama. Senna balas menyaksikannya, menjulurkan tangan serta menyalaminya.

Berikut tribune pertama Senna di arena F1, sekaligus juga mengisyaratkan awal kompetisi seru Senna serta Prost, yang bersambung enam tahun depan.

Untuk salah satunya fans Motorsport, saya mulai ngikutin Lomba Balap Formula 1 dari tahun 1991. Saya mulai membaca dari kabar olahraga di Koran serta Majalah tentang kemenangan-kemenangan yang dicatatkan oleh almarhum Ayrton Senna yang saat itu membalap untuk Tim McLaren Honda.
Kompetisinya dengan Alain Prost, Nigel Mansell sampai Michael Schumacher tetap menarik untuk dibaca. Tetapi sebab kekurangan tayangan di Tv, saya jarang-jarang lihat live Race nya.

Dahulu TV jagoan masih TVRI serta RCTI saja. Terkadang ada tayangan lagi atau highlight beberapa series. Serta sempat Monaco Grand Prix disiarkan dengan cara Live. Sampai di tahun 1999 TransTV menyiarkan Live GP F1 satu tahun penuh.

Strategi Menang Jackpot Main Mesin Slot Terpercaya

Waktu berlalu, pembalap-pembalap baru banyak yang datang serta jadi juara. Beberapa mobil Formula 1 berevolusi. Engine dan paket Aerodinamika beralih ikuti peraturan. Tehnologi semakin memimpin mobil; digital, drive by wire, hybrid. Maksudnya tentunya pertunjukan serta safety.

Ayrton Senna Da Silva lahir di Sao Paulo, Brazil pada tanggal 21 Maret 1960. Ayah; Milton da Silva adalah tuan tanah serta Ibunda Neide Senna da Silva, adalah keluarga philanthropy.

Senna anak tengah, kakak perempuannya namanya Viviane serta adik lelaki Leonardo. Anak kidal itu tidak pandai dalam pelajaran-pelajaran sekolah.

Kuliah usaha nya juga tidak berjalan mulus serta usai dropped-out. Tetapi kesenangannya pada mobil yang membawanya jadi rider professional. Senna jadi rider Kart serta turut dalam Karting World Championship tahun 1977 serta jadi runner-up di tahun 1979 serta 1980. Dia melanjutkan profesi nya ke Formula Ford 1600 di Inggris, selanjutnya Formula Ford 2000, British Formula 3 di tahun 1982.

Semua juara klassemen. HIngga 1984 Senna masuk dengan Tim Toleman-Hart di tahun 1984, yang disebut pertamanya balap F1. Sebetulnya Lotus serta Brabham tertarik mengambil Senna. Tetapi terhalang tidak sama kemauan dengan sponsor penting semasing.

Sesudah Toleman-Hart, Senna geser ke John Player Special -- Tim Lotus di tahun 1985. Portuguese Grand Prix' 85 jadi pertama buat Senna dalam memperoleh Pole Position sekaligus juga Juara GP Formula 1. Setelah itu dia memenangi Belgian GP serta tempati tempat 4 diakhir klassemen.
Di tahun 1986 Senna memenangkan Spanish serta Detroit GP, tempati tempat 4 overall. Pada tahun 1987 Lotus bermitra dengan Camel serta menggunakan mesin V6 Turbocharged Honda. Pada tahun terakhir kalinya itu bersama-sama Lotus, Senna persembahkan kemenangan di Detroit serta Motreal, tempati tempat 3 diakhir klassemen.

Kerjasamanya dengan Honda tahun-tahun ini membawa hasil baik serta hasil testing Bersama-sama McLaren pada tahun 1984 lalu buka jalan Senna untuk duduk di bangku mobil juara. Di tahun 1988 Senna dikontrak McLaren. Ini berarti dia jadi timmate Alain Prost. P
ersaingan seru antara kedua-duanya juga berjalan semakin hebat, ditahun-tahun kedepan mereka Bersama-sama McLaren, serta sampai Prost geser ke Ferrari. Tetapi ditambah dari itu, kedua-duanya sadar jika untuk rekanan satu tim, mereka harus bekerja bersama untuk meredam serangan tim papan atas lainnya; Ferrari, Williams, Benetton, serta Lotus.

Pada tahun pertama kalinya Bersama-sama McLaren, Senna mencatatkan delapan kemenangan dengan 90 points, sesaat Prost tujuh kemenangan dengan 87 points. Senna dikukuhkan untuk juara Formula 1 pada tahun 1988 yang disebut Mahkota Juara dunia F1 pertama kalinya.

Tahun selanjutnya, kompetisi di antara Senna serta Prost semakin menjadi-jadi bersamaan pertempuran-pertempuran seru di trek serta perang psikologis di antara kedua-duanya.

Situasi diperkeruh dengan munculnya beberapa pro-kontra seperti saat Ron Dennis (tim principle) mengatakan jika diketemukan ketidaksamaan di antara mesin Honda pada mobil Prost serta Senna.

Kemelut serta tidak percaya di antara ke-2 rider bertambah saat Senna overtake Prost sekejap sesudah restart San Marino Grand Prix, satu cara yang menurut Prost menyalahi kesepakatan pre-restart.

Senna menyanggah ada kesepakatan ini. Senna pimpin pada awal kejuaraan dengan kemenangan di San Marino, Monaco, serta Mexico, sukses menang di Jerman, Belgia, serta Spanyol. Tetapi, tidak berhasil di Phoenix, Canada, France, Inggris, Italia, Brazil serta Portugal.

Salah satunya lawanry moments di antara Senna serta Prost di 1989 ialah tabrakan dengan di Suzuka, Jepang. Senna harus menang dari sana supaya kesempatan memenangi titel juara masih terbuka.
Waktu start, Prost sukses melejit bertambah cepat dari Senna. Ini ialah dari hasil melepas Gurney Flap sampai menolong dari bagian aerodinamika.

Ini membuat mobil Prost bertambah cepat di straight, tetapi semakin lamban lewat kelokan. Pada lap 46, Senna berupaya overtake Prost dari bagian pada dalam chicane paling akhir. Prost menjaga racing line nya, memangkas Senna serta bersinggungan roda dengannya.

Tabrakan itu mengakibatkan ke-2 McLaren melaju keluar Trek. Prost keluar dari mobil, sedang Senna menekan beberapa marshal untuk lakukan push-start, ke arah Pit serta mengubah Front Wing yang rusak pada mobilnya.