Tes pramusim F1 2020 telah sah usai hari Jumat (28/2) tempo hari. Tes pramusim jadi hal harus buat tiap team di F1 mendekati musim baru berguling untuk bentuk persiapan serta unjuk mobil paling baru mereka. Tes pramusim dibuat untuk dasar awal bagaimana perform mobil di track.

Buat saya pribadi dan juta-an fans F1 di luar sana, tes pramusim ialah tempat "melihat" peta kompetisi, bagaimana musim kelak akan berjalan.

Apa akan hebat? Siapa yang akan memimpin? Apa yang juara rider serta team yang sama? Atau, akankah ada kesempatan ada juara baru?

Berikut analisa serta hasil melihat hasil dari tes pramusim F1 2020.

PAPAN ATAS

Kita mulai dari siapa yang paling cepat. Mercedes catatkan waktu paling cepat pada tes pramusim tahun ini dengan waktu 1 menit 15,732 detik. Catatan itu dicapai oleh Valtteri Bottas memakai ban paling lunak, C5, pada tes sisi pertama.

Lihat hasil ini, pasti tidak kaget sebab memang sesuai predikat mereka untuk pemegang enam gelar juara konstruktor beruntun.

Disamping itu tidak aneh lihat mereka ada di atas, sebab memang mobil paling baru mereka, Mercedes W11 sangat impresif. Team ini benar-benar tidak mengurangi desakan meskipun musim 2020 ini dapat disebut musim "nanggung" sebab musim depan peraturan beralih keseluruhan.

Pada tes tempo hari Mercedes membuat ramai jagad F1 dengan pengembangan tehnologi mereka yang dinamakan DAS (Dual Axis Steering). Satu tehnologi yang pada konsepnya ialah mengganti penataan toe roda depan memakai kolom setir. Bermanfaat untuk meningkatkan kecepatan di track lurus serta kurangi kemunduran ban, namun konstan di kelokan.

Team Panah Perak ini jadi team yang kumpulkan lap terbanyak dibandingkan team yang lain. Keseluruhan 903 kali W11 melingkari circuit Catalunya di Barcelona.

Berdasar data dari situs F1, Mercedes jadi raja dalam pergerakan jarak jauh dimana mereka unggul 0,6 detik dari team yang lain. Serta lebih cepat satu detik waktu mereka menggunakan ban yang semakin lunak ditambah bahan bakar yang sedikit (mudah) untuk pergerakan jarak dekat.

Tetapi, apa mereka sesempurna yang dituliskan di atas. Tidak. Mercedes memiliki satu permasalahan yang cukup membuat seorang Lewis Hamilton cemas. Kredibilitas mesin.

Suatu hal yang aneh jika lihat jumlah lap mereka yang capai lebih dari pada 900. Tetapi, demikianlah kenyataannya serta faksi Mercedes mengaku itu untuk permasalahan penting.

Pada tes sisi pertama, team asal Jerman ini telah memakai dua unit mesin yang lain sebab berlangsung kerusakan pada unit pertama. Lalu, pada tes sisi ke-2 Lewis Hamilton alami permasalahan mesin yang terkait dengan desakan oli, yang akibatkan ia harus menepi serta menyebabkan bendera merah.

Belum juga bila kita tautkan dengan team konsumen setia mesin mereka, Williams yang telah pakai tiga unit mesin tidak sama serta alami empat masalah mesin di track.

Menarik, permasalahan kredibilitas jarang-jarang menerpa team sekaliber Mercedes. Ditambah lagi di masa dengan limitasi sedikitnya tiga unit elemen mesin setiap musim, kredibilitas ialah harga mati.

Oke, saya percaya pembaca telah capek dengan Mercedes. Jadi, silahkan kita berubah ke team lain. Red Bull. Musim ini Red Bull memiliki kesempatan besar untuk memberikan perlawanan semakin pada Mercedes.

Strategi Menang Jackpot Main Mesin Slot Terpercaya

Pernah kurang greget pada awal musim kita ketahui semacam apa mereka semenjak ronde di Eropa musim kemarin. Mercedes kocar-kacir hadapi duet maut: Max Verstappen serta mobil Red Bull.

Pada tes pramusim tempo hari, sebetulnya berjalan cukup lancar condong "dingin ayem" buat Red Bull. Kredibilitas mesin Honda benar-benar impresif serta tanpa ada permasalahan apa saja. Tidaklah heran pabrikasi Jepang ini mengakui jika tes tempo hari ialah tes pramusim paling baik Honda semenjak kembali pada F1.

Meskipun pencapaian lap mereka tidak sebesar Mercedes serta Ferrari, yakni 780 putaran saja. Serta jumlah itu masih semakin sedikit dari Mclaren serta Racing Poin.

Hal tersebut karena mobil mereka rasakan permasalahan suspensi belakang waktu tes sisi ke-2 serta Max Verstappen yang seringkali melintir waktu coba ketahui batasan dari perform RB16.

Red Bull awalannya tidak demikian konsentrasi dengan catatan waktu sebab konsentrasi pada pengenalan ciri-ciri mobil RB16 buat Max Verstappen dan Alexander Albon serta konsentrasi pada ambil data sebanyak-banyaknya.

Tetapi, mendekati akhir tes team ini memberikan perform mereka. Max Verstappen mencatat waktu terbaik dengan perolehan waktu 1 menit 16,269 detik. Tertaut seputar 1/2 detik dari catatan waktu tes paling baik punya Bottas, tetapi rider Belanda ini menggunakan ban C4, satu tingkat semakin keras dibanding C5 punya Bottas.

Satu perolehan yang cukup memberikan keyakinan dari team dengan logo banteng ini. Jelas ada kekuatan yang masih tetap diselinapkan dari RB16 sebab Max Verstappen tidak punyai cukup lap untuk mengoptimalkan mobilnya, serta dengan hasil tes tempo hari sudah seharusnya cukup memberikan keyakinan jika kompetitor penting Mercedes ialah Red Bull, bukan Ferrari.

Bukan Ferrari? Loh, mengapa? Saya punyai satu pertanyaan yang tetap lewat di kepala waktu lihat perform team kebanggaan rakyat Italia ini waktu tes pramusim. Ferrari serius atau mungkin tidak, sich?

Ferrari sandbagging alias tidak serius. Hal yang cukup memvisualisasikan aksi Ferrari selama tes pramusim F1 2020. Satu hal yang benar-benar kebalikannya dibanding tes pramusim beberapa musim ke belakang.

Ferrari umumnya tetap tampil ganas waktu pramusim, seperti tahun kemarin contohnya. Catatan waktu mereka menggila, walaupun berbuntut ambyar waktu musim berjalan.

Ferrari mengaku jika mereka ambil langkah tidak sama untuk tes pramusim kesempatan ini. Mereka pilih untuk meredam perform mobil mereka serta konsentrasi untuk semakin mengenal dan pahami ciri-ciri mobil SF1000. Seperti dekati seorang yang kita gemari, mengenal serta pahami ciri-khasnya lebih bagus dibanding langsung tancap gas. Iya, semacam itu.

Walaupun team prinsipal mereka, Mattia Binotto menampik jika teamnya disebut tidak serius oleh media, tetapi bukti serta bukti di track tidak semacam apa yang keluar dari mulut Binotto. Banyak perform yang diselinapkan dari mobil SF1000.

Pemakai mesin Ferrari kecuali team tersebut ialah Alfa Romeo. Robert Kubica, rider cadangan Alfa Romeo, sukses bikin waktu paling cepat di hari pertama tes sisi ke-2.

Ditambah bukti kecepatan optimal Charles Leclerc waktu bikin lap paling baik Ferrari di tes pramusim, tertaut 17-19 kpj dari Alfa Romeo yang puncaki daftar speedtrap.

Bukti yang lain yang disebut bukti kuat jika Ferrari tidak serius ialah catatan waktu mereka. Saat team lain mempunyai catatan waktu yang lebih bagus dari musim kemarin, Ferrari malah sebaliknya.

Catatan waktu paling baik mereka pada tes musim ini semakin lamban 0,1 detik dari musim kemarin. Cukup aneh, sebab semestinya mobil detail 2020 dapat bertambah cepat dari musim kemarin.

Dari dua hal hanya itu dapat diambil kesimpulan jika kekuatan dari SF1000 punya Ferrari lumayan besar. Tetapi, sayangnya belum dapat diambil kesimpulan jadi kompetitor penting Mercedes sebab belum pasti Ferrari bisa keluarkan semua kekuatan dari mobil itu. Ferrari bukan tempat yang pas untuk pastikan hal itu.

Mesin mereka cukup awet. Melahap keseluruhan 844 putaran, mereka cuma kalah dari Mercedes dalam perolehan jumlah lap. Cuma alami satu permasalahan mesin, ditambah Sebastian Vettel yang seringkali melintir.

Untuk musim ini kelihatannya sasaran itu begitu tinggi, minimal performa mereka untuk musim 2020 ini lebih bagus dari musim kemarin yang hancur lebur oleh Mclaren. Balas sakit hati pada Mclaren ialah sasaran yang sesuai kenyataan.

Apa tes pramusim tempo hari cukup memberikan keyakinan untuk penuhi sasaran balas sakit hati mereka? Iya. Sama seperti yang dituliskan di atas, Renault ada di tempat ke-3 perolehan waktu paling cepat serta itu cukup memberikan keyakinan jika mobil RS20 dapat ada di atas MCL35.

Walaupun belumlah pasti, tetapi minimal ini tanda-tanda musim 2020 semakin lebih baik dari musim kemarin. Ditambah formasi rider yang memberikan keyakinan, duet Daniel Ricciardo serta Esteban Ocon seperti agunan buat Renault untuk penyuplai lumbung point buat mereka.

Team lain yang mempunyai potensi membuat kompetisi papan sedang jadi ramai ialah AlphaTauri. Waktu peluncuran team yang dahulunya namanya Toro Rosso ini, team prinsipal mereka, Franz Tost bercanda optimistis jika teamnya dapat finish di empat besar klassemen konstruktor dalam kata lain, jadi raja papan tengah.