Sesudah kurang-lebih satu bulan berlalu saat penangguhan seri Qatar untuk kelas penting MotoGP. Pada akhirnya, ada pertanda jika MotoGP akan tentukan nasibnya untuk pertandingan musim 2020.

Walau pertandingan masih dibatalkan, kenyataannya di mass media masih bersliweran info sekitar MotoGP. Diawali pada ada pembaharuan kontrak rider dengan teamnya semasing, sampai ada pilihan untuk mengadakan balapan tanpa ada pemirsa.

Untuk info mengenai kontrak rider, ada info yang entahlah menyenangkan atau mungkin tidak buat pencinta MotoGP, yakni ekstensi kontrak Marc Marquez dengan Repsol Honda. Memang, tidak ada surprise buat beberapa orang yang telah memprediksinya.

Tetapi, bagaimana dengan waktu kontraknya?

Benar, Marc Marquez rupanya diikat oleh Repsol Honda sampai 2024! Pasti ini nampak mengagetkan, sebab belumlah ada rider saat ini yang terikat sampai sejauh itu.

Umumnya beberapa rider cuma diperbaharui satu tahun serta optimal 2 tahun. Memang, mereka bisa membalap di team yang sama lebih dari pada lima tahun. Tetapi, itu dilaksanakan dengan renewal dengan cara setahap pada kontraknya.

Ini yang lain dengan yang barusan dilaksanakan oleh Repsol dengan Marc. Bila dibanding dengan sepak bola, ini sebetulnya biasa.

Tetapi, dinamika kontrak pada pesepak bola semakin tinggi dibanding rider MotoGP. Sebab, jarang-jarang ada rider yang memutuskan kontrak atau geser ke team lain dengan skema transfer sama dengan pesepak bola.

Skema kontrak di antara team dengan rider di MotoGP semakin patuhi ikatan kerja dibanding memakai kemampuan agen untuk memutuskan buy-out clause. Walau yang bermain condong perorangan (walaupun ada timmate), kenyataannya rotasi roda ekonomi di MotoGP tidak kalah tinggi dengan sepak bola.

Dengan cara upah, memang rider MotoGP nampak tidak se-glamour pesepak bola papan atas. Tetapi, pengeluaran pada team balap kenyataannya tinggi sekali, sebab mereka bergelut juga pada tehnologi yang kompleks. Berikut yang membuat beberapa rider diinginkan tidak begitu memberatkan pengeluaran team walau mereka memahami dengan pertolongan kualitas rider.

Lalu, apa ini akan membuat banyak team ikuti jejak Repsol Honda?

Peluangnya tidak besar, sebab unsur kepercayaan and bonded di antara team serta rider berbeda. Belum juga bila ada unsur challenge buat beberapa pembalapnya.

Makin kesini, tiap team pabrikasi mulai kembali lagi berambisi untuk sama-sama jegal. Ini terbantu oleh unsur intelektualitas team mekanik serta peningkatan tehnologi yang membuat mereka percaya bisa sama-sama menaklukkan.

Siapa yang tidak mau coba motor Ducati? Serta, walau si rider benar-benar menyenangi motornya sendiri serta teamnya benar-benar kerja keras untuk coba membuat motor dengan kemampuan yang seperti, tetapi tentu ada rasa untuk coba motor Ducati bila kesempatan itu ada besar sekali.

Ini dapat tergambarkan dengan kesuksesan Valentino Rossi serta Jorge Lorenzo untuk geser dari Yamaha ke Ducati, walau mereka telah besar serta membesarkan team awalnya. Ini berlaku pada nasib Johann Zarco yang nomaden.

Kalau skema kontrak MotoGP seperti sepak bola, kemungkinan ia dapat benar-benar gelisah sebab tidak berhasil perform di KTM, tetapi tidak dapat keluar dari KTM. Memangnya ada club bola yang beli pemain yang tidak perform dengan team yang bukan favorit?

Bukan di team favorit, tidak perform juga. Apakah yang akan diinginkan?

Tetapi, dengan skema kontrak periode pendek serta keberanian pembalapnya untuk putuskan ikatan kontrak, hal seperti itu dapat berlangsung. Sebab makin pendek ikatan kontrak, tentu nominal atau kompensasinya tidak begitu tinggi.

Meskipun begitu, lewat contoh ekstensi kontrak periode panjang sama seperti yang dilaksanakan Repsol Honda pada Marc Marquez, ini bisa dilaksanakan juga oleh team lain. Walau mereka harus mempunyai banyak alasan.

Strategi Menang Jackpot Main Mesin Slot Terpercaya

Seperti unsur umur rider, perkembangan dengan motor yang dipunyai, sampai prestasi yang diraih pada musim-musim awalnya.

Bila lihat unsur umur, rider muda seperti Joan Mir, Miguel Oliviera, Brad Binder, Francesco Bagnaia, Fabio Quartararo serta tentu saja Alex Marquez dapat diperhitungkan untuk diikat dengan cara periode panjang.

Sedang untuk perkembangan, Maverick Vinales serta Alex Rins perlu diprioritaskan, termasuk juga alasan perolehan pada musim awalnya.

Tetapi, apa rider menginginkannya? Sebetulnya salah satunya kuncinya berada di sana.

Bila rider kepercayaan pada motor yang dipunyai, ia akan menyepakati pilihan itu. Seperti Cal Crutchlow yang benar-benar ingin jadi rider di team penting Honda, sebab dianya menyenangi motor Honda.

Tetapi, unsur kepercayaan, ditambah lagi bonded, benar-benar tergantung pada apakah yang telah diberi oleh rider serta bagaimana perkembangannya. Menariknya, untuk selama ini cuma Marc Marquez yang dapat melakukan.

Andrea Dovisiozo memang dekati, tetapi masih PHP. Untuk ukuran team yang telah berambisi, jelas juara dunia harus selekasnya diberi oleh rider. Ditambah lagi telah sekian tahun di motor yang sama. Kenapa tidak dapat?

Ada yang jawabannya sebab Marc Marquez. Entahlah senang atau mungkin tidak, memang itu yang pada akhirnya membuat Repsol Honda yakin serta berasa terikat dengan pemilik nomor 93 itu.

Itu kenapa, pertanyaan mengenai apa Marc akan kembali lagi juara lagi terus menggema. Sebab, Marc akan membalap bersama-sama Honda, serta sampai 2024!

Teka-teki ini pasti harus diawali pada musim 2020. Kalau seri Losail Qatar masih tergelar penuh--kemarin cuma Moto2 serta Moto3, pasti teka-teki ini sedikit tersingkap. Kenapa?

Sebab, sejumlah besar pada tiap musim pertandingan, Marc cuma kewalahan di seri Losail. Cuma di circuit itu, Marc bisa dijegal oleh Yamaha serta sekarang Ducati. Selebihnya, bergantung pada Marc, apa ia sedang di teratas performnce atau mungkin tidak.

Berikut yang membuat perkiraan juara akan memihak pada Marc, walau dianya kalah atau justru tidak mendapatkan point di seri pertama. Sedang sekarang ini musim pertandingan sudah menghapus salah satunya "pertolongan" point pada beberapa lawan, yang berarti mereka harus bertanding dari pertama tanpa circuit yang tidak berteman dengan Marc.

Menurut info terbaru, MotoGP siap untuk kembali lagi bertanding dengan memakai pilihan tanpa ada pemirsa.

Mereka memperjelas mengenai batasan orang yang terjebak di semua team untuk semakin efektif serta tentu saja jalankan prosedur keamanan atau penjagaan berlangsungnya penyebaran covid-19.

Pasti ini ialah berita bahagia buat beberapa pencinta MotoGP yang harusnya ikhlas menanti kejelasan mengenai kapan bisa melihat lagi tindakan beberapa rider pujaannya beradu cepat. Ditambah lagi, musim ini ada banyak rookie serta ada circuit baru di Finlandia untuk salah satunya host seri Eropa.

Disamping itu, kita akan lihat pembuktian kualitas Fabio Quartararo bersama-sama motor yang sama dengan team pabrikasi. Dan, lihat juga kekuatan yang sebetulnya untuk lawan Marc Marquez yang sekarang ini pasti semakin fit dibanding awalnya.

Unsur penangguhan balap karena epidemi benar-benar sangat memengaruhi situasi fisik beberapa rider, terutamanya yang alami luka pada musim awalnya atau waktu tes pramusim. Berarti, ada keuntungannya saat seri balapan tidak selekasnya dilaksanakan.

Bila nanti MotoGP sah diawali, pasti situasi fisik beberapa rider yang luka seperti Marc, Takaaki Nakagami, serta Miguel telah semakin sempurna dibanding bulan kemarin. Ini yang akan membuat seri balapan MotoGP 2020 tetap menarik.

Kita akan lihat bagaimana pembuktian di trek dari beberapa rider yang telah diperpanjang kontraknya. Apa mereka akan mendapatkan sasaran yang ditargetkan oleh teamnya?

Apa mereka semakin klop dengan motornya?